SELAMAT DATANG DI SITE JEMAAT GPM LATTA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA SEMOGA ADA MANFAATNYA

Renungan Minggu

Renungan Minggu, 30 April 2017
LUKAS 24 : 13 - 35
Sumber : SHK GPM
“Mengenal Yesus”
Percaya karena melihat tanda atau bukti adalah hal yang biasa. Namun Tuhan Yesus mau mengajarkan kita tentang hal yang prinsip dalam hidup beriman. Ia mengatakan: “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya”. Inilah iman sejati. Mampu merasakan kehadiran dan kuasa Tuhan sekalipun tidak melihat Tuhan. Mampu mempercayai Kristus yang bangkit walaupun tidak pernah berjumpa dengan tubuh kebangkitan Yesus. Iman berarti mempercayakan diri sepenuhnya pada Tuhan dan kuasaNya. Mempercayakan diri dilakukan karena telah meyakini, tidak menunggu tanda. Orang yang  sungguh-sungguh percaya dan mempercayakan diri, pintu hati-Nya selalu terbuka untuk kehadiran Tuhan melalui kuasa Roh Kudus. Dengan begitu hidupnya dituntun oleh Roh Kudus untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Relasi bukan hanya akal budi. Bagaimana relasi iman saudara dengan Tuhan? Di tengah kesedihan dan berbagai Pergumulan hidup yang tidak mudah, apakah saudara merasakan kehadiran Tuhan yang sedang bekerja dalam hidup saudara? Tidak semua peristiwa hidup dapat kita mengerti dengan pikiran, namun jika kita mengaku KRISTUS adalah TUHAN Sang penguasa hidup dan menjalani hidup dengan hati penuh damai. Biarkanlah Tuhan memasuki hati dan kehidupan kita supaya apapun yang kita lakukan dapat membawa berkat dan sukacita dalam hidup kita dan hidup orang lain.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati“



Renungan Minggu, 23 April 2017
YOHANES 20: 24 - 29
Sumber : SHK GPM
“Percaya Walau Tidak Melihat”
Percaya karena melihat tanda atau bukti adalah hal yang biasa. Namun Tuhan Yesus mau mengajarkan kita tentang hal yang prinsip dalam hidup beriman. Ia mengatakan: “Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya”. Inilah iman sejati. Mampu merasakan kehadiran dan kuasa Tuhan sekalipun tidak melihat Tuhan. Mampu mempercayai Kristus yang bangkit walaupun tidak pernah berjumpa dengan tubuh kebangkitan Yesus. Iman berarti mempercayakan diri sepenuhnya pada Tuhan dan kuasaNya. Mempercayakan diri dilakukan karena telah meyakini, tidak menunggu tanda. Orang yang  sungguh-sungguh percaya dan mempercayakan diri, pintu hati-Nya selalu terbuka untuk kehadiran Tuhan melalui kuasa Roh Kudus. Dengan begitu hidupnya dituntun oleh Roh Kudus untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Relasi bukan hanya akal budi. Bagaimana relasi iman saudara dengan Tuhan? Di tengah kesedihan dan berbagai Pergumulan hidup yang tidak mudah, apakah saudara merasakan kehadiran Tuhan yang sedang bekerja dalam hidup saudara? Tidak semua peristiwa hidup dapat kita mengerti dengan pikiran, namun jika kita mengaku KRISTUS adalah TUHAN Sang penguasa hidup dan menjalani hidup dengan hati penuh damai. Biarkanlah Tuhan memasuki hati dan kehidupan kita supaya apapun yang kita lakukan dapat membawa berkat dan sukacita dalam hidup kita dan hidup orang lain.

“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati“


Renungan Senin, 17 April
MATIUS 28 : 11 - 15
Sumber : SHK GPM
“Kebohongan Mendatangkan Malapetaka”
Kebohongan sering dilakukan seseorang untuk menutupi  atau     menyembunyikan kebenaran. Tetapi ketika kebenaran itu terungkap maka akan menimbulkan kekecewaan, kemurahan yang membuat relasi di antara sesama menjadi rusak. Seperti cerita tentang seekor monyet yang terlempar ke dalam laut bersama tuannya dan orang lain ketika kapal yang mereka tumpangi karam di tengah laut. Melihat monyet itu ikan lumba-lumba pun  menghampirinya dan  mengangkat monyet itu di atas moncongnya dan membawanya ke darat.
Waktu mereka sudah dekat dengan pantai, lumba-lumba bertanya kepadanya: adakah engkau adalah orang Athena? Si monyet berkata: ya, jawab monyet berbohong. Saya dari keluarga terbaik di sana”. Kalau begitu kau tahu tentang kota pelabuhan Peirues. Monyek dengan angkuh berkata: oh ya” dia adalah seorang sahabat dekatku. Ikan lumba-lumba menjadi muak atas kebohongan sang monyet maka ia pun menyelam ke dalam laut dan akhirnya monyet itu pun tenggelam dan mati. Kebohongan menampar diri sendiri. Seperti yang dilakukan Mahkamah Agama tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Mereka ingin menutupi kebenaran, dengan suap namun kebenaran itu sendiri menampar muka mereka karena ternyata Yesus yang bangkit selalu berjumpa dengan para pengikutNya. Untuk itu kita diajak untuk tidak berbohong karena kebohongan dapat menghancurkan kita tetapi kebenaran dan kejujuran menyelamatkan kita karena berasal dari Allah.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati“

Renungan Minggu, 09 April 2017
2 TIMOTIUS 3 : 10 - 17
Sumber : SHK GPM
“Wariskanlah Teladan Hidup”
Umumnya, kita percaya kepada Yesus Kristus karena papa-mama kita Kristen. Sejak kecil kita dididik untuk mengenal Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya, baik oleh orangtua, para pengasuh, dan pengajar katekisasi maupun guru agama (Kristen) di sekolah. Begitu juga dengan Timotius, yang dididik oleh neneknya, Lois, ibunya, Eunike (Lih.2 Tim. 1:5) dan rasul Paulus. Bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan bahwa iman Timotius dan iman kita semua tumbuh, berkembang dan berbuah sebgai hasil didikan dan teladan hidup dari orang tua serta para pendidik, dan terutama kuasa Roh Kudus. Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita sehingga ikita tetap percaya dan kuat menghadapi tantangan dan penderitaan. Karena itu, orang tua punya tugas penting untuk mewariskan nilai-nilai iman Kristen kepada anak cucu melalui teladan hidup tiap hari. Seperti yang diaktakan oleh rasul Paulus kepada Timotius: “… engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan ketekunanku. Apa yang diaktakan Paulus itu penting untuk kita renungkan, apakah kita telah mewariskan ajaran, cara hidup, iman, sikap dan perilaku hidup yang baik kepada anak-cucu kita? Di minggu sengsara Tuhan Yesus yang ketujuh ini, Marilah kita mendoakan anak-anak yang diteguhkan menjadi anggota sidi gereja agar mereka rajin mendengan forman Tuhan untuk menguatkan iman dalam penderitaan..
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 02 April 2017
1 PETRUS 3: 13 - 22
Sumber : SHK GPM
Tetap Berbuat Baik Dalam Penderitaan"
Tidak ada orang yang ingin hidupnya menderita, karena itu berusaha mencari jalan agar menghindari penderitaan itu. Tetapi kalaupun kita sebagai orang percaya harus menderita juga karena berbuat baik, maka kita harus tetap menjaga hidup kita dalam kebenaran. Rasul Petrus menegaskan bahwa penderitaan yang kita alami harus menanggungnya. Memang, tidak mudah menghimbau seseorang yang sedang menderita untuk tenang dan sabar. Tidak gampang juga untuk menghimbau orang yang menderita untuk tetap bertekun dan berharap saja. Penderitaan itu membuat seseorang tidak merasa nyaman. Penderitaan menyebabkan banyak orang menjadi galau. Cenderung terguncang; tidak bisa tenang. Karena itu, sulit bagi orang yang sedang menderita untuk tetap berbuat baik. Kebaikan dan berbuat yang baik tidak hanya dinyatakan kalau hidup seorang tenang dan nyaman saja. Kebaikan dan berbuat baik melekat dalam hidup setiap orang percaya. Tidak engenal kondisi dan situasi dalam melakukan apa yang baik. Rasul Petrus malah menekankan untuk rajin berbuat baik, sebab orang yang berbuat baik tidak akan mengalami yang jahat (ay. 13). Dalam keadaan suka maupun dalam sukar, perbuatan baik harus dinyatakan. Janganlah takut dan gentar dalam hidup, apalagi dalam melakukan apa yang baik dan benar. Perbuatan baik da benar itu dilakukan sebgai kesaksian bagi banyak orang bahwa anak-anak Tuhan memiliki ketekunan dan kesabaran. Karena itu Marilah kita tekun berbuat yang benar sesuai kehendak Allah.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 26 Maret 2017
MAZMUR 22 : 1 - 19
Sumber : SHK GPM
Saat Mengalami Derita"
Perjalanan hidup keluarga Kristen bukan hanya terdiri dari pengalaman manis yang indah untuk dikenang. Tapi juga pengalaman pahit yagn membawa duka dan penderitaan. Namun Bagaimana kita menyikapi pengalaman pahit? Pemazmur menghadapi penderitaan yang hebat, dan dia mengadu kepada Allah untuk mencurahkan isi hati-Nya. Ia mempertanyakan Allah yang dia anggap sebagai penyebab penderitaannya, Allah yang tidak mendengarkan doanya. Dia merasa Allah meninggalkan dia sendirian. Dia merasa terasing dan kesepian. Padahal begitu banyak musuh yang dia hadapi. Pemazmur merasa apa yang dia alami berbeda dengan pengalaman umat Israel dalam sejarah perjalanan mereka. Allah selalu memperlihatkan diri-Nya sebagai pembela, penolong dan penyelamat bagi umat Israel. Dengan meyakini pertolongan Tuhan pada umat-Nya, maka pemazmur meminta agar Allah tidak menjauhi dia. Pengalaman hidup pemazmur sering juga kita alami. Dalam kondisi tertentu kita seakan merasa Tuhan meninggalkan atau membiarkan kita bergumul sendiri dengan apa yang kita hadapi. Namun Mazmur ini mau mengajak kita untuk apapaun yang kita derita, kita percayakan semuanya hanya kepada Tuhan Allah. Sebab Tuhan lebih mengetahui apa yang baik bagi kehidupan kita. Apapun yang kita derita dan alami semuanya itu membuat kita untuk semakin sadar bahwa hidup kita bergantung hanya pada Tuhan. Dengan demikian, apapun yang kita derita dan alami. Kita percayakan itu hanya kepada Tuhan melalui Doa dan penyerahan diri.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 19 Maret 2017
1 PETRUS 2 : 18 - 25
Sumber : SHK GPM
Harus Melewati Proses Pemurnian "
Berbicara tentang masalah dan penderitaan, tidak seorang pun yang rela mengalaminya, walau kenyataannya hampir semua orang pernah menderita. Masalah dan penderitaan itu datang bukan karena dicari, bahkan ia begitu saja datang tanpa diundang. Sekalipun kita berusaha lari menghindarinya pada akhirnya ia datang juga dan melanda hidup kita. Masalah dan penderitaan bagi kita orang percaya sesungguhnya merupakan suatu proses pemurnian yang harus dilewatinya. Penderitaan bisa saja terjadi karena perbuatan iblis, karena itu kita harus kuat Melawan tipu daya muslihat iblis. Kita harus percaya bahwa Tuhan senantiasa menjaga dan memelihara umat-Nya, kecuali kalau ada celah yang terbuka bagi iblis karena dosa dan pelanggaran kita. Jika kita tidak segera bertobat, iblis akan masuk dan menguasai kita sehingga kita menderita. Masalah dan penderitaan bisa terjadi karena seijin Tuhan karena Dia hendak memurnikan kita. Dengan mengerti maksud Tuhan dibalik masalah dan penderitaan, kita akan sadar bahwa kita tidak sendirian menghadapinya, karena Tuhan Yesus selalu menyertai dan memberi kekuatan kepada kita. Di balik masalah dan penderitaan yang kita alami selalu ada maksud mulia Tuhan bagi kita, karena itu tetaplah kuat dan jangan mengeluh.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 12 Maret 2017
HABAKUK 3 : 1 - 9
Sumber : SHK GPM
Tuhan Adalah Kekuatanku"
Susah-senang, sukses-gagal, perang-damai, suka-duka adalah hal-hal yang selalu mewarnai perjalanan hidup kita. Ada saat di mana kita menikmati ketenangan dan kebahagiaan, tetapi ada pula saat di mana kita mengalami begitu banyak tantangan, kesulitan, sakit-penyakit dan selain menghadapinya sebagai bagian dari kehidupan. Persoalannya adalah Bagaimana kita menyikapi dan memaknainya sebagai keluarga Kristen. Ketika persoalan datang, jangan cepat-cepat kita mempersalahkan orang lain ataupun mempersalahkan Tuhan, seakan-akan Tuhan tidak peduli kepada kita. Sebaliknya, ketika kebahagiaan datang menghampiri jangan buru-buru melupakan Tuhan dan mengira bahwa semua itu karena kekuatan dan kehebatan kita. Firman Tuhan di hari ini mengingatkan kita semua, bahwa tidak ada suatu kenyataan pun dalam hidup ini yang tidak ada dalam kendali dan pengawalan Tuhan. Sebab Tuhan adalah yang Mahakuasa dan menentukan segalanya dalam hidup kita. Tuhan tau merendahkan jika umat berbuat dosa tetapi Tuhan juga tau meninggikan jika umat berlaku setia. Tuhan tau memikul sampai sakit tetapi Tuhan juga tahu menyembuhkan jika umat bertobat. Karena itu jangan pernah putus berharap pada-Nya dan teruslah mengandalkan kekuatan-Nya yang menyelamatkan itu. Dia-lah kekuatan kita dan harapan kita sebagai keluarga milik Tuhan.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 05 Maret 2017
MARKUS 14 : 26 - 31
Sumber : SHK GPM
 Saling Setia Dalam Derita"
Sebelum Yesus menjalani penderitaan, Ia mengingatkan para murid bahwa mereka akan meninggalkan Dia sendirian menghadapi penderitaan. Namun Petrus tidak mempercayai ucapan Yesus, sehingga ia berkata : “Biarpun mereka semua tergoncang imannya aku tidak. Atau sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan mengangkal Engkau”. Petrus sungguh percaya diri bahwa imannya tidak goncang dan tidak akan menyangkal Yesus. Tetapi Yesus sudah tahu apa yang akan terjadi. Mungkin Yesus merasa kecewa karena para murid gagal menjadi sahabat yang baik bagi Yesus. Bukankah sahabat baik adalah sahabat yang setia menemani di saat suka dan duka? Ya, Petrus telah berjanji, tapi dia telah ingkar janji. Tapi Yesus tetap setia, sehingga Dia berjanji untuk berjumpa dengan para murid setelah bangkit dari orang mati. Lalu Bagaimana dengan kita? Marilah kita belajar dari Yesus untuk saling setia. Papa dan mama telah berjanji untuk hidup sebagai suami –istri dalam susah dan senang. Papa-mama juga telah berjanji untuk mendidik anak-anak dalam cinta kasih dan takut Tuhan. Karena itu, anak-anak juga diminta untuk tekun dan setia belajar sebagai tanda terima kasih kepada orang tua, dan tanda syukur kepada Tuhan. Bahkan sesulit apapun hidup rumah tangga kita, haruslah kita semua saling setia untuk membangun hidup bersama dalam cinta kasih. Jangan pernah mengkhianati hanya karena kesulitan hidup.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 26 Februari 2017
RATAPAN 3 : 1 - 26
Sumber : SHK GPM
Pengharapan Dalam Penderitaan"
Penderitaan merupakan bagian dari hidup manusia. Artinya semua orang pernah mengalami penderitaan. Apakah itu penderitaan karena penyakit, lapar, haus, telanjang, ataupun karena ditolak, dihina, difitnah, disiksa, dikhianati, dan punya beban persoalan karena pekerjaan atau jabatan, dsb. Itulah realita hidup manusia, sebagaimana yang digambarkan oleh penulis kitab Ratapan. Ia merasa penderitaan yang dialaminya itu sangat menekan jiwanya, sehingga ia hamper putus asa, seolah-olah tidak ada lagi harapan untuk hidup. Namun di ujung rasa putus asa itu, dia mengungkapkan keyakinan atau iman dan pengharapannya: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, dan tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi. Tuhan adalah bagianku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.
Apa yang diungkapkan oleh penulis merupakan ungkapan iman dan pengharapan kita semua. Tatkala kita mengalami penderitaan sakit, baik yang ringan maupun yang berat, selama beberapa hari, minggu, bulan dan tahun. Atau manakala kita dihina, difitnah, dikhianati dan disiksa, kita tetap mengalami jamahan tangan Tuhan, yang menopang, menguatkan, dan menyembuhkan. Sebab Ia sendiri mengalami penderitaan melalui Yesus Kristus. Marilah kita menghadapi derita dan air mata dengan iman kepada Kristus Yesus, yang turut menderita bersama kita.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 19 Februari 2017
Matius 3 : 13 - 17
Sumber : SHK GPM
Yesus Jawaban Hidup Kita"
Yesus datang sebagai Mesias sudah dinubuatkan jauh sebelumnya. Bahkan Yesus dibaptis oleh Yohanes juga merupakan kehendak Allah. Segala sesuatu terjadi seperti yang sudah direncanakan Allah. Bagaimana dengan hidup kita? Ya, Mungkin kehidupan kita tidak ada dalam nubuat-nubuat nabi atau hamba Tuhan, namun kehidupan kita seutuhnay telah dirancangkan secara luar biasa oelh Tuhan. Mengapa masih ada orang yang tidak yakin dengan apa yang ia doakan, atau kecewa dengan jawaban Tuhan yang terkesan lama atau malah bertolak belakang dengan yang diharapkan, atau “bersungguh-sungguh” memaksakan kehendak dan keinginan kita melalui doa kita? Yesus diutus untuk suatu kehendak mulia Bapa, demikian pun setiap kita memiliki peran yang akan dilakukan di bumi. Pekalah terdapat panggilan masing-masing kita di dunia, dan lakukanlah peran itu dengan menaruh setiap detik kehidupan kita di dalam Dia yang memelihara kita. Apakah sebagai pelayan, sebagai pengajar, sebagai orang tua, sebagai anak, dsb. Di dalam peran apapun yang kita lakukan, kita memiliki misi untuk melakukan apa yang Bapa kehendaki. Apa yang Ia kehendaki hanya dapat kita ketahui melalui firman-Nya. Setiap langkah kita Tuhan yang pimpin. Berpulang kepada masing-masing kita, maukah dipimpin oleh-Nya menuju tujuan hidup yang kekal, atau memilih kehendak sendiri? Tuhan memberkati setiap langkah kita.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 12 Februari 2017
Mazmur 102 : 25 - 29
Sumber : SHK GPM
Belajarlah Setia"
S
Segala sesuatu yanga ada di alam semesta ini tidak kekal semua akan binasa, termasuk kita manusia. Tetapi Allah, Sang Pencipta, kekal untuk selama-lamanya. Allah yang abadi itu juga tidak pernah ingkar janji, Dia tetap setia dan tidak pernah berubah. Hal Itulah yang diungkapkan oleh pemazmur dalam bacaan hari ini. semua ciptaan termasuk manusia diibaratkan seperti pakaian yang usang, dan seperti jubah yang akan diubah. Artinya manusia itu terbatas, lemah dan berdosa, bahkan suka ingkar janji. Sedangkan Allah itu kuat, mulia, abadi dan tidak berubah, karena Allah itu setia pada janjiNya, maka Dia akan memperbaiki atau mengubah hidup kita. Hidup kita yang jahat itu akan diperbaiki dan diubah menjadi baru, sehingga kita menjadi ciptaan baru atau manusia baru. Apa artinya menjadi ciptaan atau manusia baru? Artinya  menjadi orang-orang yang hidup bergantung sepenuhnya pada kuasa Allah. Terus menerus belajar menjadi orang-orang yang setia memuliakan Allah melalui cara hidup yang benar. Oleh karena itu baiklah kita membangun keluarga kita menjadi tempat untuk saling setia satu sama lain. Belajar untuk saling memperbaiki tutur kata, sikap, perilaku dan perbuatan, sehingga dari hidup keluarga kita, nama Tuhan dimuliakan. Akhirnya mari kita berdoa bersama, minta kepada Tuhan agar memberi Roh dan Hikmat-Nya, serta kekuatan kesehatn dan umur panjang kepada kita semua sehingga kita menikmati kebaikan-Nya.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 05 Februari 2017
Matius 8 : 23 - 27
Sumber : SHK GPM
 Bersama Yesus Kita Selamat "
D
alam hidup ini, kita banyak menemui cobaan dan tantangan, terkadang bingun kita menghadapinya, sulit menemukan jalan keluar. Dan di tengah-tengah masalah dan cobaan itu kit amenjadi takut dan putus asa. Para murid pun demikian, mereka sangat takut menghadapi gelombang danau dan badai yang kencang. Ketakutan akan bahaya itu membuat mereka membangunkan Yesus yang sementara tidur. Kata mereka “Tuhan tolonglah kita binasa. Di sini mereka percaya bahwa Yesus dapat menolong mereka. Dengan membangunkan Yesus mereka telah menunjukkan kelemahan mereka sebagai pengikut Yesus yang Kurang percaya, karena itu Yesus mau katakana kepada mereka “Mengapa kamu takut, kamu yang Kurang percaya? Yesus bangun dan menghardik angin dan badai itu, maka danau itu manjadi teduh. Pengalaman hidup bersama Kristus memberi harapan besar bahwa kita selalu ada bersama Yesus di dalam setiap tantangan hidup kita. Badai hidup tantangan, cobaan, penderitaan, selalu mendewasakan iman kita. Jadi bersama Yesus kita tidak binasa. Dia memberi keselamatan kepada semua orang yang percaya kepadaNya. Dia juga memberi pertolongan kepada mereka yang belum percaya untuk dapat mengenal perbuatan-perbuatan besar yang Yesus lakukan. Dan tidak heran bahwa orang-orang diperahu yang tidak mengenal dan tidak percaya Yesus, dapat merasakan pertolongan Tuha yang besar, karena itu mereka bertanya Siapakah gerangan orang itu sehingga angin dan danau taat kepadaNya? Marilah kita sungguh-sungguh percaya dan mau membangunkan Yesus slalu” sebab Tuhan kita tidak pernah tertidur”
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “


Renungan Minggu, 29 Januari 2017
Keluaran 13 : 17 - 22
Sumber : SHK GPM
“Ketika Tuhan Menuntun Kita Melalui Jalan yang Tidak Biasanya"
Pernakah kita naik taxi dan kemudian supir taxi tersebut mengantarkan kita melewati jalan yang tidak biasanya? Apa yang kita rasakan saat itu? Kesal, karena kita terpakasa harus memutar jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan kita? Marah, karena kita harus membayar lebih mahal dari tariff yang biasanya? Takut, karena barangkali supir takxi mempunyai niat jahat terhadap kita? Atau mencoba menenangkan diri dan menikmati suasana jalan yang berbeda dari apa yang sering kita lihat? Saya tidak tahu jawaban anda apa, dan saya juga tidak tahu jawaban mana yang terbaik bagi kita, tetapi satu hal yang saya perhatikan, bahwa seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan membawa kita melewati jalan-jalan yang tidak biasanya kita lalui. Ketika kita sudah berada dalam situasi nyaman, tiba-tiba kita mengalami ketidak-nyamanan. Kita biasanya protes karena ktia harus keluar dari rasa nyaman kita. Padahal kita tidak mengerti apa maksud Tuhan di blaik apa yang kita alami. Bacaan kita mengatakan bahwa Tuhan juga pernah membawa umat Israel melalui jalur jalan yang tidak biasanya. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi bangsa Israel. Di padang gurun Tuhan menuntun umat Israel melalui jalan-jalan yang tidak menyenangkan supaya mereka belajar mengenal siapa Allah dan cinta kasih-Nya dalam hidp mereka. Bila kita mengalami jalan hidup yang tidak menyenangkan, maka kita harus sadar bahwa melalui jalan itu kita dibuat lebih mengenal Allah yang kita percaya dalam Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, mari kita tetap percaya kepada Tuhan, ketika Tuhan membawa kita melalui jalan hidup yang tidak dikehendaki. Kita harus sadar bahwa Tuhan bekerja melalaui segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang percaya dan berharap kepada-Nya.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 22 Januari 2017
Yohanes 2 : 1 - 11
Sumber : SHK GPM
“Allah Itu Kasih”
Beberapa tahun lalu dilakukan penelitian di Universitas Baylor. 1700 orang mengisi suatu daftar berbagai sifat yang mereka rasa paling menggambarkan Allah. Dari penelitian itu ada 4 aspek kepribadian dan keterlibatan Allah yang berbeda dalam berbagai urusan manusia mendominasi pemikiran para responden. Sebabnya 31% melihat Allah sebagai Tuhan yang otoriter, siap marah kepada manusia yang tidak taat. Sebanyak 24% melihat Tuhan sebagai Tuhan yang menciptakan dunia, tetap kemudian membiarkan dunia ini berjalan tanpa campur tangan-Nya. Sebanyak 23% melihat Tuhan yang penuh kebaikan, tapi menerapkan aturan ketat untuk kebaikan-Nya. Kelompok responden terakhir, sebanyak 16%, melihat Tuhan sebagai pribadi yang suka mengkritik, dan mengawasi manusia untuk menghakimi. Dari  penelitian di atas, anda berada dalam kelompok yang mana? Allah seperti apakah yang anda pahami? Sebelum menjawabnya, kita lihat Firman Tuhan hari ini, ketika Yesus mengubah air menjadi anggur. Alkitab mencatat, perkataan Yesus kepada ibu-Nya yang mengatakan belum waktunya untuk Ia melakukan mujizat. Tetap pada akhirnya Yesus mengubah air menjadi anggur, dan menyelamatkan peserta Pernikahan di Kana. Tindakan Allah di dalam Yesus, menunjukkan kasih dan kepedulian-Nya pada manusia. Allah menunjukkan diri-Nya bukan seperti hakim yang kejam atau penguasa yang pemarah, tetapi sebagai pribadi yang penuh kasih dan pemurah. Sifat Allah yang penuh kasih menjadi peneguhan bagi setiap orang yang percaya saat diperhadapkan dengan berbagai situasi kehidupan yang sulit. Kita tetap teguh dan tak bimbang, karena mengenal Allah kita sebagai pribadi yang penuh kasih kepada ciptaan-Nya.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 15 Januari 2017
Yehezkiel 1 : 1 - 28
Sumber : SHK GPM
“Bersembah Sujudlah Kepada Allah”
Seorang organis Gereja sedang berlatih memainkan lagu ciptaan Felix Mendelssohn, tetapi selama beberapa jam berlatih, ia masih saja belum dapat memainkannya dengan baik. Karena kesal, ia lalu membereskan perlengkapan musiknya dan hendak pergi. Ia tidak memperhatikan kalau ada seseorang yang masuk dan duduk di bangku Gereja. Saat organis tersebut hendak beranjak pergi, orang itu maju ke depan dan bertanya apakah ia boleh memainkan lagu itu. “Saya tidak pernah mengijinkan siapa pun menyentuh organ ini” tukas sang organis. Setelah dua kali memohon dengan sopan, akhirnya sang organis yang galak itu dengan berat hari mengizinkannya. Orang itu akhirnya duduk dan memainkan musik yang indah sehingga alunan musiknya memenuhi Gereja. Setelah selesai, sang organis bertanya, “Siapakah anda?” lelaki itu menjawab, “Saya Felix Mendelsshon”. Sang organis itu pun terkejut. Seperti sikap sang organis tersebut, seringkali kita juga demikian. Kita ingin memainkan nada-nada kehidupan kita sendiri, mengikuti pikiran kita bahkan berkeras hati untuk tetap sesuai seperti yang kita mau. Kita Kurang berserah hidup dan rendah hati membiarkan Tuhan Allah memainkan music yang indah bagi kita. Kita harus belajar dari Nabi Yehezkiel, ketika dia melihat kemuliaan Tuhan, pada saat Itulah nabi menyatakan penyerahan diri penuh kepada Allah. Sikapnya yang bersembah sujud menunjukkan sikap kerendahan hati yang siap menerima apapun yang menjadi perintah dan kehendak Tuhan Allah.
“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 08 Januari 2017
Yohanes 1 : 14-18
Sumber : SHK GPM
“Berbahagia Memiliki Yesus”
Apakah pernah terlintas dalam pikiran kita, Bagaimana jika kita tidak terlahir sebagai Kristen? Bagaimana jika kitab suci kita bulan Alkitab yang berisi firman Tuhan? Bagaimana jika kita sampai mati tidak mengenal Yesus? Mungkinsaja kita tidak pernah berpikir demikian, namun apakah kita pernah merenung, sudah kita menjadi Kristen sejati? Kristen yang benar-benar mengikuti Yesus Kristus? Jika sudah, lantas mengapa kita harus bahagia memiliki Yesus? Tentu, karena Dia-lah Tuhan, Dia adalah wujud pernyataan Allah, Dia adalah Firman yang telah menjelma menjadi manusia sehingga di dalam Dia ada kebenaran. Mahatma Gandhi bukanlah seorang Kristen, tetapi dia sangat terpaut dengan sosok Kristus dan berusaha untuk melakukan ajaran Yesus dalam kehidupannya. Bagi Gandhi, Yesus adalah sosok guru. Bagaimana dengan kita? Kita seharusnya bisa melakukan lebih dari yang Gandhi lakukan, karena bagi kita, Yesus bukan hanya sosok guru, tapi juga Firman, Tuhan, Juruslamat, Penolong dan sebagainya. Jika peran Yesus dalam hidp kita begitu sempurna, maukah kita memberikan kesempurnaan kita untuk hidup sebagai anak-Nya, sebagai Kristen, emmainkan setiap peran utnk mewujudkan Yesus dalam hidup kita? Hanya dengan demikian, kita mampu menghadirkan cinta kasih Allah dalam kehidupan kita. Cinta kasih yang dialami dan dirasakan oleh manusia dan semua ciptaan yang ada di sekitar kita. Itulah wujud dari kesaksian kita tentang siapa itu Yesus Tuhan kita. Yesus yang telah datang ke dalam dunia membawa terang kehidupan. Jika kita dapat melakukan demikian, maka seluruh kehidupan ini akan merasakan damai dan sukacita. Jadi, jika kita berbahagia memiliki Yesus, maukah kita dengan sukacita melakukan kehendak-Nya?

“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Renungan Minggu, 01 Januari 2017
Lukas 11: 1 - 13
Sumber : SHK GPM
Belajar Mencukupkan Diri”
Zaman modern adalah zaman dimana hidup menjadi terbuka bagi berbagai kemewahan. TV dan media cetak setiap hari menghadapkan kita kepada berbagai sarana hidup modern yang indah dan wah! Karena itu banyak orang seolah-olah dirayu dan mengembangkan keinginan untuk memiliki segala yang wah itu. Orang modern cenderung menjadi serakah karena ingin hidup wah seperti yang diperlihatkan di berbagai media dan reklame dagang. Kecenderungan ini juga diturunkan kepada anak-anak. Jadi baik orang tua maupun anak-anak didorong oleh semangat zaman untuk ingin hidup mewah. Dan hal ini bisa berakibat buruk bagi hidup orang percaya. Tidak sedikit orang percaya jatuh dalam perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan, seperti mencuri, korupsi, merampas motor dan membunuh pemiliknya, bahkan membunuh orang tua sendiri karena ingin uang. Ini adalah semangat zaman yang membahayakan. Tuhan mengajarkan kita untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada. Dia mengajarkan kita untuk berdoa dan meminta secukupnya saja. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk anak-anakNya. Tidak selamanya ia memenuhi segala yang kita inginkan, yang kita harapkan, yang kita mohonkan. Namun satu hal yang pasti, setiap pemberian Tuhan adalah yang terbaik. Sama seperti Bapa yang tahu memberi yang terbaik bagi anak-anakNya, kita perlu membesarkan anak-anak kita dengan konsep Bapa, bukan asal memberi bukan selalu memberi, tetapi memberi yang terbaik pada waktu yang tepat. Roh Kudus menolong kita.

“Selamat Hari Minggu Tuhan Yesus Memberkati “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar